Mengenyam pendidikan di pesantren atau dikenal dengan istilah mondok kini menjadi salah satu alternatif pilihan bagi orang tua untuk anak-anak dalam memenuhi hak pendidikannya. Menentukan pilihan pesantren sebagai tempat pendidikan tentu saja bukan keputusan orang tua saja, tetapi sebaiknya berdasarkan kesepakatan bersama orang tua dan anak agar proses dalam menjalaninya tidak ada unsur keterpaksaan.
Belajar di pondok pesantren identik dengan belajar agamanya lebih dominan, tetapi saat ini banyak juga pesantren yang sudah menggabungkan diri dengan pendidikan umum, sehingga menjadi seimbang antara pendidikan agama dan pengetahuan umumnya. Bahkan, banyak juga pesantren yang telah beradaptasi dengan kondisi saat ini di mana segala sesuatu sudah serba digital, di mana internet sudah banyak berperan dalam segala hal.
Pondok pesantren Daarul Ihsan di Kadudampit, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu pondok pesantren yang telah mengintegrasikan diri antara ilmu agama dan pengetahuan umum dengan dibukanya sekolah SMP dan SMA di dalamnya. Yang unik juga di pesantren ini para santri dilibatkan dalam membuat konten-konten digital yang nantinya bisa menjadi syi'ar melalui aplikasi dan atau akun media-media sosial yang dimiliki oleh pesantren.
Para santri biasanya sangat antusias jika dilibatkan dalam membuat sebuah konten untuk media sosial pesantren. Mereka bisa berekspresi dengan berkonten ria melalui seni yang mereka kuasai.
Media Sosial untuk Berkonten Ria
Ada beberapa media sosial yang digunakan di pondok pesantren Daarul Ihsan dalam membuat konten-konten ala santri untuk menampung setiap potensi seni yang dimiliki oleh setiap peserta didik yang mondok di sana. Hampir semua media sosial yang digunakan adalah media sosial yang juga sudah dikenal oleh masyarakat pada umumnya, yang membedakan pastinya adalah isi kontennya itu sendiri, di mana para santri banyak mengisinya dengan kreasi seni islami.
YouTube
YouTube menjadi salah satu media sosial dan situs web berbagi video yang sudah familier di masyarakat. Ada yang sekedar menikmati video-video yang dibagikan di dalamnya, atau banyak juga yang sudah terjun menjadi konten kreator, pembuat video di YouTube ini.
Pengurus pondok pesantren adalah salah satu dari banyak yang menjadi konten kreator atau pembuat video untuk YouTube. Isinya selain kreasi seni para santri juga beberapa dokumentasi kegiatan pendidikan di pesantren tersebut.
Saluran YouTube pesantren Daarul Ihsan bernama Maqdis Record. Maqdis sendiri adalah singkatan dari Ma'had Qur'an Daarul Ihsan.
Di atas adalah salah satu video para santri putri di pondok pesantren Daarul Ihsan yang membawakan cover sebuah lagu dalam Bahasa Arab yang berjudul Allahul Kafi dengan vocalis utama dari santri bernama Milla Amarsha dan backing vokal para santri putri lainnya.
Selain video pada umumnya, video jenis Shorts yang saat ini sedang banyak digandrungi juga buatkan kontennya di pesantren ini. Konten di Shorts banyak diisi dengan cuplikan-cuplikan seni musik islami yang memang diajarkan di pesantren ini mulai dari gambus, hadroh, qosidah, sampai nasyid.
Instagram juga menjadi media sosial lainnya yang juga dijadikan media untuk membuat konten-konten kegiatan pesantren di Daarul Ihsan. Isinya beragama, tentang kegiatan-kegiatan di dalam pesantren mulai dari kegiatan pembelajaran, postingan tentang wirausaha lele bioflok di pesantren Daarul Ihsan, sampai kegiatan pencak silat yang diajarkan setiap Sabtu malam.
Selain berbentuk postingan gambar, Instagram pesantren Daarul Ihsan yang diberi nama maqdis-online ini juga diisi dengan konten-konten dalam bentuk Reels yang memang sedang tren saat ini.
Facebook sebagai media sosial yang banyak dimiliki oleh masyarakat juga tak lepas digunakan oleh pengurus pesantren Daarul Ihsan dalam memposting kegiatan-kegiatan di pesantren. Akun Facebook yang dimiliki oleh pesantren bernama Ponpes Darul Ihsan - Maqdis Sukabumi.
Postingan facebook pesantren Daarul Ihsan juga beragam, rata-rata tentang kegiatan pendidikan sehari-hari di pesantren mulai dari kegiatan sekolah, mengaji, belajar pidato, sampai kegiatan pembelajaran keseniannya.
Salah satu postingan di Facebook pesantren Daarul Ihsan, di mana para santri putri sedang berpose dengan alat-alat kesenian gambus yang diajarkan di pesantren ini.
Peran Internet Dalam Membuat Konten di Pesantren yang Menjadikan Mondok Jadi Lebih Seru
Adanya konten-konten ala-ala santri di pondok pesantren melalui berbagai media sosial tentunya banyak memberikan dampak positif. Beberapa di antaranya adalah tanggapan positif para orang tua atau wali santri yang merasa bahagia yang bisa melihat putra-putrinya di media sosial yang sedang menjalani proses pendidikan di pesantren.
Hal positif lainnya adalah akses media sosial yang bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat memberikan dampak yang luar biasa. Ada satu cerita di mana salah satu santri yang mendaftar untuk mondok di Daarul Ihsan karena tahu tentang pesantren ini dari YouTube, tentunya ini adalah salah satu contoh yang sangat baik, di mana konten yang dibuat oleh tim pesantren telah berhasil untuk persuasif masyarakat menimba ilmu di pesantren.
Keberhasilan tim pesantren dalam mengelola beberapa akun media sosial dalam membuat beragam konten, tentunya tidak terlepas dari jaringan internet yang dimiliki oleh pesantren. Dalam hal memilih internet provider, pesantren yang memiliki santri yang berasal dari sekitar daerah Sukabumi dan luar daerah ini memilih IndiHome dari Telkom Indonesia.
Pemilihan IndiHome dari Telkom Indonesia sebagai internet provider di pesantren tentunya dengan pertimbangan yang matang. Beberapa alasannya antara lain:
- Jaringan internet dari IndiHome cepat dan stabil, sehingga sangat membantu dalam proses penguploadan konten-konten ke media sosial
- Harga langganan paket per bulan cukup terjangkau. Dengan kisaran Rp 300.000 tiap bulannya, pesantren dapat merasakan kemanfaatan yang maksimal dari IndiHome ini.
- Tim IndiHome sangat cepat tanggap apabila ada gangguan yang tim pesantren laporkan, semisal beberapa waktu lalu di mana jaringan internet terkena sambaran petir yang menyebabkan internet terganggu sementara, IndiHome dengan cepat memperbaikinya dan internet segera dapat dinikmati kembali.
Media sosial dengan Internetnya ibarat mata pisau yang dapat digunakan untuk apa saja tergantung pemakainya. Untuk itu, sejatinya kita bijak dalam menggunakan media sosial dan internet dengan membuat konten-konten positif yang dapat memberikan kebermanfaatan untuk teman-teman dan saudara online kita.
Apalagi sekelas lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, membuat konten dengan para santri bisa menjadi media mereka dalam mengekspresikan potensi diri dalam bidang seni yang dijadikan konten digital, tentunya ini akan sangat baik dalam memberikan pengalaman bahwa mondok di pesantren itu tak selalu tentang belajar kitab kuning, tetapi ada keseruan di dalamnya termasuk dengan berkonten ria.
Posting Komentar